Desa Watugaluh

Hari Libur Nasional

Hari Proklamasi Kemerdekaan R.I.

  • Hari
  • Jam
  • Menit
  • Detik
Info
• Selalu Pakai Masker, Disiplin Adalah Vaksin Covid-19 Tamu 1 x 24 Jam Wajib Lapor RT / RW Setempat Kontak Penting (0321) 860382 - Polsek Diwek (0321) 854928 - Damkar Jombang (0321) 123 - PLN Jombang 0821-3104-5439 Layangan Jombang Tanggap Covid-19 • “ TERWUJUDNYA DESA WATUGALUH YANG KREATIF, INOVATIF, UNGGUL DAN SEJAHTERA SERTA PELAYANAN PRIMA “

Berita Desa

Komentar Terbaru

ASAL- USUL WATUGALUH, DIWEK JOMBANG DAN BEBERAPA PENINGGALANNYA

Desa watugaluh Kecamatan Diwek terdiri dari 4 Dusun, yaitu Dusun Watugaluh Krajan, Gendong, Nanggalan dan Jasem. Dinamakan Watugaluh  Krajan karena dulunya desa ini adalah sebuah kerajaan dan warga sering menemukan benda-benda peninggalan seperti emas dan barang-barang kuno lainnya. Konon setiap orang yang mengambil barang tersebut, pasti mengalami sakit bahkan sampai meninggal dunia. Menurut literatur yang didapat, Desa Watugaluh terbentuk ketika terjadi perpindahan ibukota Mataram Kuna dari Tamwlang ke Watugaluh (kecamatan Diwek). Hal ini diperkuat dalam prasasti Anjukladang 859 Saka (937 Masehi) yang berbunyi …kita prasidha manraksang ranghyangta Medang I Bumi Mataram I Watugaluh. Peristiwa ini diduga terjadi pada 10 April 937 M. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 April diperingati hari jadi Watugaluh.

Toponim “Watugaluh” tercatat dalam beberapa prasasti keluaran Pu Sindok sebagai ibukota baru dari Kerajaan Medang (Mataram Kuno). Di Desa Watugaluh sendiri memang banyak ditemukan artefak seperti gerabah dan keramik kuno dari masa klasik. Akan tetapi toponim “Watugaluh” tidak hanya dijumpai pada desa itu saja. Di Jombang ada wilayah lain yang juga memiliki kemiripan dengan toponim “Watugaluh” yakni Kecamatan Megaluh. Dilihat dari lokasinya yang berada di tepian Sungai Brantas tampaknya Megaluh lebih cocok jika diposisikan sebagai sebuah ibu kota kerajaan.

BEBERAPA PENINGGALAN YANG TERDAPAT DI WATUGALUH

  1. Batu “Mbah-Mbeh”

Batu ini terletak di dusun Nanggalan, tepatnya di pertengahan pematangan sawah.  Batu ini berbentuk persegi dan diatasnya terdapat sebuah batu berbentuk setengah lingkaran. Konon batu ini yang mempelopori penamaan desa Watugaluh. Batu ini dulunya berfungsi sebagai persinggahan dan peristirahatan sementara, dan di duduki oleh Mpu Sindok sebelum pergi ke nganjuk ketika diserang oleh AnusPati dan batu ini sebagai penanda bahwa tempat ini pernah disinggahi oleh Raja.

 

Terdapat juga hal mistis dan misteri di batu ini, yaitu diceritakan bahwa pernah terdapat kejadian salah seorang penduduk mencoba untuk menggali batu tersebut guna memindahkannya ke sebuah tempat. Ternyata setelah di gali lebih dalam, batu itu semakin ke dalam semakin bertambah semakin besar, dan ditemukan sebuah gambar wayang. Beberapa waktu setelah menggali batu itu, si penggali mengalami lumpuh dan akhirnya meninggal dunia.

 

Antara percaya dan tidak percaya Kejadian mistis lainnya, yaitu setiap pengendara truk yang melewati pematangan dimana batu ini ada, dan tidak membunyikan bel/klakson, selalu terperosok ke sungai kecil disamping sawah. Mitosnya, tujuan membunyikan klakson itu adalah untuk meminta izin/ permisi.

Namun hal itu bisa dijadikan pelajaran dan mempertebal keimanan kita karena pada dasarnya hidup kita dan hidup makhluk halus sebenarnya berdampingan.

 

  1. Sumur “Upas”

Peninggalan yang kedua di desa Watugaluh yaitu berbentuk sumur. Dan sumur ini dinamakan Sumur Upas karena menurut cerita air sumur ini bisa menyembuhkan segala penyakit. Namun karena tidak terawat sumur ini sekarang kering dan sebagian tertutup. Letak Sumur ini sekarang berada di sawah. Dulu sumur ini dianggap mistis tetapi setelah berkembangnya zaman dan seringkali banyak dikunjungi orang yang akan pergi ke sawah, maka suasana mistis itu pun hilang. Konon di sekitar sumur banyak terdapat rumah-rumah pada zaman kerajaan. Dan sumur ini sebagai sumber mata air pada zaman kerajaan.

 

 

  1. Lumpang

Peninggalan ketiga adalah berbentuk lumpang. Biasanya lumpang berfungsi untuk menumbuk padi. Diceritakan bahwa dulu pernah ada yang memindahkan lumpang ini ke museum mojokerto untuk dirawat disana namun tiba-tiba lumpang ini kembali ke tempat asal dengan sendirinya dan tidak dapat dipindahkan. Letak lumpang ini terdapat di watugaluh timur. Dan hal mistis dari lumpang ini adalah setiap lumpang ditutup dengan kain Jarik, pasti ada orang yang sakit.

 

Peninggalan lainnya berbentuk payung dan sebuah arca yang menggendong bayi, tapi keduanya dibawa ke Mojokerto dan diletakkan disana untuk dirawat , dan dijadikan bukti sejarah.

Beri Komentar

Layanan
Mandiri

Hubungi Pemerintah Desa untuk mendapatkan PIN

Pemerintah Desa

Kepala Desa

FERYANTO

Tidak Ada di Kantor

Sekretaris Desa

AHMAD SUBARI

Tidak Ada di Kantor

KAUR KEUANGAN

ASBABUL ULUM

Tidak Ada di Kantor

KAUR PERENCANAAN

SYAIFULLAH

Tidak Ada di Kantor

KASI PEMERINTAHAN

SUHARTO

Tidak Ada di Kantor

KAUR TU DAN UMUM

SUTOPO

Tidak Ada di Kantor

KASI PELAYANAN

SAMSUL HUDHA

Tidak Ada di Kantor

KASUN JASEM

ZAMRONI

Tidak Ada di Kantor

KASUN WATUGALUH

WAWAN BUDIONO

Tidak Ada di Kantor

KASUN NANGGALAN

AROFIK

Tidak Ada di Kantor

KASUN GENDONG

MUHAMMAD MISHBAH

Tidak Ada di Kantor
Statistik Pengunjung
Hari ini : 201
Kemarin : 244
Total Pengunjung : 124.469
Sistem Operasi : Unknown Platform
IP Address : 216.73.216.8
Browser : Mozilla 5.0
Statistik Pengunjung
Hari ini : 201
Kemarin : 244
Total Pengunjung : 124.469
Sistem Operasi : Unknown Platform
IP Address : 216.73.216.8
Browser : Mozilla 5.0
Pemerintah Desa

FERYANTO

Kepala Desa


Tidak Ada di Kantor

AHMAD SUBARI

Sekretaris Desa
Tidak Ada di Kantor

ASBABUL ULUM

KAUR KEUANGAN
Tidak Ada di Kantor

SYAIFULLAH

KAUR PERENCANAAN
Tidak Ada di Kantor

SUHARTO

KASI PEMERINTAHAN
Tidak Ada di Kantor

SUTOPO

KAUR TU DAN UMUM
Tidak Ada di Kantor

SAMSUL HUDHA

KASI PELAYANAN
Tidak Ada di Kantor

ZAMRONI

KASUN JASEM
Tidak Ada di Kantor

WAWAN BUDIONO

KASUN WATUGALUH
Tidak Ada di Kantor

AROFIK

KASUN NANGGALAN
Tidak Ada di Kantor

MUHAMMAD MISHBAH

KASUN GENDONG
Tidak Ada di Kantor